News Update :
Powered by Blogger.

BlackBerry

Camera

Cell Phone

Games

Fungsi asam dalam pembuatan manisan

Monday, December 13, 2010

Selain gula, dalam larutan perendam juga digunakan asam sitrat. Asam ini mempunyai sifat mudah larut dalam air, berbentuk kristal putih. Asam yang digunakan dalam pembuatan manisan kering buah adalah asam sitrat karena dapat bercampur dengan hampir semua aroma buah. Asam sitrat merupakan salah satu jenis acidulant yang banyak digunakan sebagai bahan tambahan dalam proses pembuatan makanan. Asam ditambahkan dalam pembuatan manisan kering buah bertujuan untuk memberikan rasa masam, memperbaiki flavor, memodifikasi manisnya gula, dan berperan sebagai pengawet.

Apa itu "Manisan"

Saturday, December 4, 2010

Manisan merupakan salah satu bentuk pangan olahan yang banyak disukai oleh masyarakat. Manisan buah adalah buah yang diawetkan dengan gula. Tujuan pemberian gula dengan kadar yang tinggi pada manisan buah, selain untuk memberikan rasa manis, juga untuk mencegah tumbuhnya mikrobia. Ada 2 macam bentuk olahan manisan, yaitu manisan basah dan manisan kering. Manisan basah diperoleh setelah penirisan buah dari larutan gula, sedangkan manisan kering diperoleh bila manisan yang pertama kali dihasilkan (manisan basah) dilanjutkan dengan proses pengeringan.

Manisan kering dibuat dari bahan yang direndam dalam larutan gula dengan kadar tertentu, kemudian dikeringkan hingga kadar airnya maksimal 31 % (Anonim, 1995). Manisan kering dalam keadaan tersebut memiliki daya simpan yang lama karena kadar air rendah sehingga pertumbuhan mikrobia terhambat.

Selain gula, dalam larutan perendam juga digunakan asam sitrat. Asam ini mempunyai sifat mudah larut dalam air, berbentuk kristal putih. Asam yang digunakan dalam pembuatan manisan kering buah adalah asam sitrat karena dapat bercampur dengan hampir semua aroma buah. Asam sitrat merupakan salah satu jenis acidulant yang banyak digunakan sebagai bahan tambahan dalam proses pembuatan makanan. Asam ditambahkan dalam pembuatan manisan kering buah bertujuan untuk memberikan rasa masam, memperbaiki flavor, memodifikasi manisnya gula, dan berperan sebagai pengawet (Somogyi, 1996).

#Anonim, 1995. SNI Syarat Mutu Manisan. Dewan Standarisasi Nasional Indonesia, Jakarta.
#Somogyi, L.P., 1996. Direct Food Addictives in Fruit Processing. dalam Somogyi, L.P., Ramaswamy, H.S. dan Hui, Y.H. Biology, Principles and Applications Processing Fruits: Science and Technology Vol I Chapter 11. Technomic Publishing Co.Inc. Lanchaster.

Rumput Laut Eucheuma Cottonii

Tuesday, November 30, 2010


Rumput laut Eucheuma cottonii mempunyai ciri-ciri yaitu thallus silindris, percabangan thallus berujung runcing atau tumpul, ditumbuhi nodulus (tonjolan-tonjolan), berwarna cokelat kemerahan, cartilageneus (menyerupai tulang rawan atau muda), percabangan bersifat alternates (berseling), tidak teratur serta dapat bersifat dichotomus (percabangan dua-dua) atau trichotomus (system percabangan tiga-tiga) Rumput laut Eucheuma cottonii memerlukan sinar matahari untuk proses fotosintesa. Oleh karena itu, rumput laut jenis ini hanya mungkin dapat hidup pada lapisan fotik, yaitu pada kedalaman sejauh sinar matahari masih mampu mencapainya. Di alam, jenis ini biasanya hidup berkumpul dalam satu komunitas atau koloni (Jana-Anggadiredjo, 2006).

Eucheuma cottonii tumbuh di rataan terumbu karang dangkal sampai kedalaman 6 m, melekat di batu karang, cangkang kerang dan benda keras lainnya. Faktor yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan jenis ini yaitu cukup arus dan salinitas (kadar garam) yang stabil, yaitu berkisar 28-34 per mil. Oleh karenanya rumput laut jenis ini akan hidup baik bila jauh dari muara sungai. Jenis ini telah dibudidayakan dengan cara diikat pada tali sehingga tidak perlu melekat pada substrat karang atau benda lainnya (Jana-Anggadiredjo, 2006).

Jana-Anggadiredjo, 2006. Rumput Laut. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rumput Laut di Indonesia Yang Memiliki Nilai Ekonomi Tinggi

Menurut Taurino-Poncomulyo (2006) beberapa jenis rumput laut yang terdapat di Indonesia dan memiliki nilai ekonomi tinggi adalah:
1. Rumput laut penghasil agar-agar (agarophyte), yaitu Gracilaria, Gelidium, Gelidiopsis, dan Hypnea.
2. Rumput laut penghasil karaginan (carragenophyte), yaitu Eucheuma spinosum, Eucheuma cottonii, dan Eucheuma striatum.
3. Rumput laut penghasil algin, yaitu Sargasum dan Turbinaria.

Jana-Anggadiredjo, 2006. Rumput Laut. Penebar Swadaya, Jakarta.

Manisan Rumput Laut

Sunday, November 28, 2010


Perendaman dalam larutan gula merupakan proses yang penting dalam pembuatan manisan. Menurut Buckle et al. (1985), apabila gula ditambahkan ke dalam bahan pangan dalam konsentrasi yang tinggi (paling sedikit 40% padatan terlarut) sebagian dari air yang ada menjadi menjadi tidak tersedia untuk pertumbuhan mikrobia dan aktifitas air (Aw) pada bahan pangan berkurang.

Dalam proses pembuatan manisan kering, ada dua hal penting yang terjadi yaitu, proses perendaman dengan larutan osmotik dan proses pengeringan. Kedua proses tersebut merupakan upaya dalam mengurangi kadar air dalam bahan sebagai salah satu upaya pengawetan. Pada proses perendaman dengan larutan osmotik, yang menjadi driving force dalam pengeluaran air dari bahan adalah konsentrasi gula dalam larutan osmotik. Bahan yang direndam dengan larutan osmotik dalam konsentrasi yang tinggi akan mengalami kehilangan air dan mengalami penambahan masa dari padatan dalam larutan osmotik yang masuk dalam bahan. Kombinasi rasa manis dari gula dan rasa masam dari asam sitrat yang ada pada larutan osmotik dapat menambah sensasi segar pada manisan buah yang dihasilkan. Dengan perendaman dalam larutan osmotik ini, bahan dapat mengalami perubahan sifat dari bahan semula, baik dari segi kimiawi, fisik atau sifat sensorisnya.

#Buckle, K.A., Edwards, R.A., Fleet, G.H. dan Wooton, M., 1985. Ilmu Pangan. Terj. Purnomo dan Adiono, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Kandungan utama rumput laut

Monday, November 22, 2010

Kandungan utama rumput laut adalah karbohidrat sebagai polisakarida kompleks berupa serat. Disamping itu rumput laut juga mengandung protein, sedikit lemak dan abu yang sebagian besar merupakan senyawa garam natrium dan kalium, vitamin-vitamin seperti vitamin A, B1, B2, B6, B12 dan C, betakaroten, serta mineral seperti kalium, kalsium, fosfor, natrium, zat besi dan iodium (Jana-Anggadiredjo, 2006).

Beberapa jenis rumput laut mengandung lebih banyak vitamin dan mineral, seperti kalsium dan zat besi bila dibandingkan dengan sayuran dan buah-buahan. Beberapa jenis rumput laut juga mengandung protein yang cukup tinggi (Jana-Anggadiredjo, 2006). Kandungan terpenting dalam rumput laut alga merah terletak pada trace element, khususnya iodium. Kandungan iodium pada rumput laut alga merah berkisar antara 0,1-0,15 % bk (Winarno, 1990).

#Jana-Anggadiredjo, 2006. Rumput Laut. Penebar Swadaya, Jakarta.
#Winarno, F.G., 1990. Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Pemanfaatan Rumput Laut

Friday, November 19, 2010

Rumput laut telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan makanan untuk dikonsumsi dalam bentuk lalapan (dimakan mentah), dibuat acar dengan bumbu cuka, dimasak sebagai sayur, dibuat urap dengan bumbu kelapa parut, atau ditumis, acar dan salad. Rumput laut juga bisa dimanfaatkan sebagai obat, misalnya sebagai obat cacingan, obat batuk, obat asma, bronkhitis, pendarahan hidung dan pengobatan penyakit gangguan akibat kekurangan iodium (Jana-Anggadiredjo, 2006).

Pemanfaatan atau pengolahan dari bahan dasar rumput laut masih terbatas. Salah satu upaya pemanfaatannya adalah dengan diversifikasi menjadi produk manisan kering rumput laut. Produk manisan kering merupakan produk yang sudah lama dikenal dan disukai oleh masyarakat karena selain praktis sebagai makanan ringan juga merupakan sumber kalori bagi tubuh. Manisan merupakan salah satu bentuk pangan olahan yang diawetkan dengan gula. Ada 2 macam bentuk olahan manisan, yaitu manisan basah dan manisan kering. Manisan basah diperoleh setelah penirisan buah dari larutan gula, sedangkan manisan kering diperoleh bila manisan yang pertama kali dihasilkan (manisan basah) dilanjutkan dengan proses pengeringan (Anonim, 2007a).

#Jana-Anggadiredjo, 2006. Rumput Laut. Penebar Swadaya, Jakarta.
#Anonim, 2007a. Manisan Buah. http://www.ristek.go.id.

Pigmen dalam rumput laut

Thursday, November 18, 2010

Menurut Laode (1998) pigmen yang terdapat dalam thallus juga dapat digunakan untuk membedakan berbagai kelas. Perbedaan warna menimbulkan adanya ciri alga yang berbeda seperti alga hijau, alga cokelat, alga merah dan alga biru. Namun pada kenyataannya terkadang sulit menentukan salah satu kelas hanya berdasar pada warna thallus. Perubahan warna sering terjadi hanya karena faktor lingkungan yang berubah. Kejadian ini merupakan proses modifikasi yaitu perubahan bentuk dan sifat luar (fenotip) yang tidak kekal sebagai akibat pengaruh lingkungan seperti iklim dan letak perairan yang relative cukup besar. Pigmen yang menentukan warna antara lain klorofil, karoten, fikoeritrin dan fikosianin.

#Laode-Aslan, 1998. Budidaya Rumput Laut. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Taksonomi Rumput Laut

Secara taksonomi, rumput laut dikelompokkan ke dalam Divisio Thallophyta. Berdasarkan kandungan pigmennya, rumput laut dikelompokkan menjadi 4 kelas (Jana-Anggadiredjo, 2006), yaitu:
1. Rhodophyceae (ganggang merah)
2. Phaeophyceae (ganggang cokelat)
3. Chlorophyceae (ganggang hijau)
4. Cyanophyceae (ganggang biru-hijau)

#Jana-Anggadiredjo, 2006. Rumput Laut. Penebar Swadaya, Jakarta.

Pengertian Rumput Laut

Rumput laut atau sea weeds secara ilmiah dikenal dengan istilah alga atau ganggang. Rumput laut termasuk salah satu anggota alga yang merupakan tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis mikroskopik dan makroskopik. Jenis makroskopik inilah yang sehari-hari kita kenal sebagai rumput laut (Taurino-Poncomulyo, 2006).

Rumput laut tergolong tanaman berderajat rendah, umumnya tumbuh melekat pada substrat tertentu, tidak mempunyai akar, batang maupun daun sejati, tetapi hanya menyerupai batang yang disebut thallus. Bentuk thallus ini beragam, ada yang bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti kantong, atau ada juga yang seperti rambut. Rumput laut tumbuh di alam dengan melekatkan diri pada karang, lumpur, pasir, batu dan benda keras lainnya. Selain benda mati, rumput lautpun dapat melekat pada tumbuhan lain secara epifitik (Jana-Anggadiredjo, 2006).

#Taurino-Poncomulyo, 2006. Budidaya dan Pengolahan Rumput Laut. AgroMedia Pustaka, Jakarta.
#Jana-Anggadiredjo, 2006. Rumput Laut. Penebar Swadaya, Jakarta.

iPad

Tablet PC

 

© Copyright Gadget News and Reviews 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.